More than Words

Itu hanya sekedar pelindung layar handphone.

Saat aku berkata, “Ini, pelindung layarnya retak. Kubuka dan ku buang. Kata teman soalnya kalau tidak dibuka akan merusak hp”
“Jorok sih!” ucapnya
Esoknya, pelindung layar handphone baru sudah tergeletak di meja.
“Tuh!” ucapnya singkat.

Pertanyaan di pagi Hari

“Hp? Dompet? Ongkos?” Pertanyaan yang berulang setiap pagi saat kita akan pergi bekerja.
Setelah dipastikan semua tak tertinggal, motorpun kau nyalakan dan kita bersiap untuk pergi.

Kau duluan! Aku harus selalu memastikan kau aman

Kita adalah dua orang yang saling menyayangi tanpa kata dan cerita. Harusnya itu dapat diungkapkan. Semisal, “Aku menyayangimu!” Tapi bagaimana lagi, kita lakukan hanya dengan perbuatan.
Aku adalah orang yang selalu khawatir, saat kau mulai berjalan meninggalkan. Memastikan sampai punggungmu tak terlihat dan berdo’a kepadaNya, “Ya Allah, lindungi dia. Dimanapun ia berada.”
Dan kau adalah orang yang egois, tak mau pergi sebelum melihatku pergi. Tapi tetap, aku yang selalu menang, kau duluan yang pergi.
Itulah yang setiap kali kita lakukan, ketika kau mengantarku pergi kemanapun. Saat tiba di tempat tujuan. Masing-masing dari kita punya khawatir. Baik-baik sajakah dia kutinggal?
Seperti waktu aku mengantarmu kerja. Aku yang bawa motor waktu itu karena SIM yang kau punya sudah habis masa aktif.
“Udah sampai sini aja. Kalau dari sini mah gak ada polisi,” Katamu setelah memintaku menepikan motor.
“Ya udah,” jawabku
“Nanti naik angkot yang warna cokelat. Sok ditungguin!”
“Gak usah! Gih, jalan aja.”
“Engga, ditungguin aja sampai angkotnya dateng,”
“Ihh, gak usah!” jawabku tak mau kalah.
Dan angkot pun tiba. Aku naik, dan ku lihat ia belum menyalakan motornya. Memandangi angkot yang kunaiki, dan pandanganku tak lepas darinya sampai ia tak ku lihat lagi.
Begitulah ia menunjukkan kasih sayangnya. Dia yang kupanggil Kaka, pengganti Bapak yang sudah tiada.

Komentar

Popular Posts