Si Sekolah ketika Itu ..



Senang rasanya, melihat mereka sudah menganggapku ada dalam bagian hidup mereka. Jadi lebih cerewet untuk bercerita, jadi lebih lengket nempel kaya perangko. Iya siapa lagi kalau bukan mereka, anak-anak didikku.
Mari bercerita kembali...

Ini tentang Arfa

Anak laki-lagi bergigi rapi yang hobbynya main sepak bola. Si cool yang sudah naksir-naksir temannya di kelas. Dengan jaket hoody dan rambut poninya, bukankah Arfa memang terlihat sangat cool bak anak-anak basket yang keren.
“Mau jadi pacar aku gak?” ucapnya satu ketika.
“Ihh, aku mah masih kecil, masih TK. Gak mau!”
Telak, kamu di tolak Arfa!
Sekarang sedang bersemangat sekali menyelesaikan kartu raudhohnya! Sudah teman payung (pa pi pu pe po) Pencapaian luar biasa, Fa!

Kanza.

Bayangkan laki-laki fashionable, karismatik, mature, dengan rambut yang selalu ber-gel. Itulah Kanza. Yang baru sekali-kalinya bilang “Bu Wulan” karena lebih sering panggilnya ibu guru.
Pernah satu hari kutanya, “Kok ganteng banget sih Za?” Dijawabnya, “Memang...Di gel.” (Maksudanya karena rambutnya di gel jadi ganteng).
Tapi jangan salah, anaknya melow banget tapi romantis. Punya sahabat sehidup semati dari kelas A, namanya Faiz.

Panggil Aku Ninong..Ninong!!

“Aku suka lihat ninong-ninong Bu, pas waktu pergi. Lewat ninong-ninong.”
“Ninong-ninong itu apa Tan?”
“Itu kereta..Ninong....Ninong.”
Itulah Fathan,  yang selalu gagal diet karena tergiur dengan masakan mamah Vinanya yang selalu bikin ngiler.
Katanya ingin kurus, tapi susah diet!
Selalu excited melihat kereta. Sampai suatu ketika ingin dipanggil ninong-ninong.
“Aku jadi ninong-ninong namanya.. Ninong Ninong Ghasani Saepuluh....Bagus kan?” ucapnya dengan senyum lebar.
Terbahak mendengarnya! Nama Fathan diganti jadi Ninong-ninong.
“Papahnya... Jadi stasiun. Mamahnya lokomotif,” ucapnya kembali..
“Nah, kalau bu gurunya?” tanyaku.
“Emmm, Cicalengka!”

Si kaka yang “Ngemong” teman-temannya!

Tiap anak memang unik. Berbeda segala macamnya. Bakatnya, kemampuannya, kesukaanya, bahkan karakternya. Beberapa dari mereka ada yang dewasa pemikiran dibanding umurnya. Ada Kayla, ada Dilla, ada Jihan, dan ada Luna.
Tipe-tipe anak-anak SMP/SMA yang ikut organisasi OSIS. Tipe-tipe tangan kanannya guru. Patuh peraturan, rajin, dan cinta kedamaian.
Merekalah yang suka “ngemongin” teman-temannya di kelas. Para gadis-gadis sabar dengan tingkah laku temannya yang suka bikin ulah.
“Ya udah, aku kebelakang aja..” ucap Luna saat temannya berusaha ingin baris di depan. 
“Jujur aja...Gpp Kok. Ibu guru gak akan marah.” Ucap Jihan menasehati temannya.
“Udah yuk, main sama aku aja yuk. Gpp jangan nangis!” Kayla menghibur salah satu teman di kelas.

Tom dan Jerry!

Pernah nonton Tom Jerry?
Gak pernah akur tapi gak mau dipasihan!
Jangan tertipu dengan wajah-wajah polosnya.
Jail dan “ngalonyengnya” gak ketulungan!
Begitulah Naura dan Latiesya..
Sedikit-sedikit berantem... Tapi maunya barengan terus.
“Bu guruu itu Nauranya....?”
“Kenapa?” tanyaku.
Tetiba Naura memotong pembicaraan...
“Ihh engga, ya udah yu!” ajaknya.
Dan seketika baikan kembali.

Nanti kuceritakan kembali Dara tentang mereka. Ada Arkana yang kalau dia gak ada kelas serasa sedang kelas yoga, ada yang girly banget, ada Abang yang manly banget dan yang lainnya.
Sekarang sudah ngantuk.
Selamat istirahat!

Komentar

Popular Posts