ILMU KEALAMAN DASAR
ILMU KEALAMAN DASAR
Ilmu kealaman dasar
yang terdiri dari tiga kata mempunyai definisi tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangan gejala
tertentu dibidang (pengetauan) itu. Sedangan Alam adalah segala yang ada di
langit dan di bumi (seperti bintang, bumi, kekuatan). Deinisi lainnya adalah
lingkungan kehidupan. Dasar adalah permulaan suatu bentuk atau tingkatan paling
bawah dalam suatu hal.
Menurut Muhammad
Kadri (2017:5) Ilmu alamiah dasar (IAD) adalah sebuah ilmu yang mengkaji
tentang gejala alam semesta, termasuk yang terjadi di muka bumi ini, IAD juga
dikatakan sebagai konsep awal terbentuknya IPA.
Maskoeri Yasin dalam
bukunya mendefinisikan Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
gejala-gejala dalam alam semesta ini, termasuk bumi yang terbentuk dengan
menggunakan konsep dan prinsip ilmu dasar.
Menurut Abdulah Aly
dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang
konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan terknologi.
H. Abay Ahmadi dan A.
Supatmo dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar menyatakan bahwa Ilmu Alamiah atau
sering disebut IPA yaitu suatu
pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas- khusus,
yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Dari
definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa Ilmu Alamiah
Dasar merupakan suatu ilmu yang mempelajari atau mengkaji gejala-gejala dalam
alam semesta (seperti bintang, bumi, kekuatan) yang mempunyai konsep-konsep dan
prinsip-prinsip ilmu dasar. Pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan
cara yang khas- khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi.
Materi ilmu alamiah
dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan
dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya
modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Manusia sebagai subjek pokoknya yang dalam hal ini merupakan
makhluk hidup yang paling tinggi kedudukannya. Salah satu indikatornya ialah
sifat unik manusia.
. A. KEUNIKAN MANUSIA
Sebagimana mahluk
hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun anatomis
termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses
biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi),
berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan
lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding
mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya
yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan yang signifikan
yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).
Secara fisik manusia
memiliki banyak kelemahan disbanding mahluk lain, seperti gajah dapat
mengangkat benda yang berat yang tidak dapat diangkat oleh manusia, kuda,
harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan nyamuk yang kecil sekalipun
manusia masih lebih lemah karena hanya dengan gigitannya (nyamuk
anofeles/malaria) manusia bisa sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan
fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan
teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh
mahluk lain (hewan), teknologi dapat mengangkat beban yang lebih berat, gerak
lari mobil, pesawat lebih kencang disbanding kuda dan harimau. Dengan demikian
keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak
pada daya fikirnya.
B. KURIOSITAS (RASA
INGIN TAHU)
Berbeda dengan mahluk
lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai fenomena alam yang
dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung
meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat mereka
cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga
munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih
jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ?
pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan
walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam
memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah
(instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang sifatnya tetap
tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar mungkin yang
tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang
burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan manusia
dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah menjadi rumah
sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat membangun rumah-rumah modern
pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi
daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan
menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.
C. PERKEMBANGAN POLA
FIKIR MANUSIA
Seperti dijelaskan
dimuka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang memalui pengamatan dan
pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi
karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah
mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat
memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka
mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan
dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium
oleh mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab
atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba mencari-carai
jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya maupun orang lain,
sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadari yang
sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul pengetahuan baru yakni bidadari.
Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? sekali lagi mereka tidak
mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab gunung itu meletus
karena yang punya gunung sedang marah, dari jawaban itu munculah pengetrahuan
baru yang punya gunung, sehingga mereka memperluas pengetahuannya dengan
anggapan segala sesuatu itu ada yang punya, mereka percaya kalau laut itu ada
yang punya, angin ada yang punya, pohon besar ada yang punya dan lain-lain.
Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut,
pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka melakukan upacara ritual baik
dengan cara membaca mantera-mantera, gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen
dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari
pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos.
Cerita-cerita mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat
itu sebagai suatu kebenaran? Hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan
indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin
dipenuhi. Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai
penyebab munculnya mitos adalah :
- Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh
mata, mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada
pada tempat yang jauh mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
- Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari
30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh
ribu per dertik tak terdengar.
- Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam, asin,
dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang laindapat dikenal oleh hidung kita
bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.
- Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun
sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alat observasi yang tepat.
Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan
beberapa faktor
di bawah ini ;
- Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan
keterbatasan pengindraan baik langsung maupun dengan alat.
- Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.
- Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu
maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M ) menjelaskan
akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;
- Tahap teologi/fiktif
- Tahap filsafat/metafisik/abstrak
- Tahap positif atau ilmiah ril
Dari uraian di atas
dapat diambil kesimpulan bawa ilmu alamiah sebagai hasil perkembangan pola
pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah
mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya
mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari
dua sisi ; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri
yang sifatnya non praktis atau teritis guna memenuhi kuriositas dan memahami
tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan
pure science (Ilmu pengetahuan murni ). Sementara dorongan yang ke-dua adalah
dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk
meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan
Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi).
DAFTAR
PUSTAKA
Kadri, Muhammad. (2017). Ilmu Alamiah Dasar. Tangerang: TS Mart
http://nabilaandta.blogspot.co.id
Komentar
Posting Komentar