Asyiknya Berkebun (Part 2)

Dimulailah segala keriangan dan “keriwehan” ibu-ibu guru hehe. “Paciweh gobreng” mengurusi anak-anak. Outing memang seru terlebih untuk anak-anak. Tetapi dibalik itu semua ada ibu-ibu guru yang “paciweh”mengurusi itu semua. Insyaallah semuanya lillah.

Rombongan pun mulai melakukan kegiatan masing-masing dengan didampingi pemandu. Kelas saya yang dipandu Kak Aisyah pergi melihat tanaman labu siam. Kak Aisyah menjelaskan ciri-ciri tanaman labu siam kepada anak-anak. Sayang sekali tanaman labu siamnya belum berbuah lebat. Setelah itu anak-anak pun diajak melihat bayi tanaman. “Hah bayi tanaman? Emang ada?” Celetuk salah satu anak bernama Dinda. Dinda memang anak yang kritis nih hehe. Lalu Kak Aisyah dengan penuh semangat menjelaskan kalau tanaman sebelum ditanam di kebun itu ditanam dulu ditempat yang bernama pandiga. Kebetulan waktu itu yang diperlihatkan oleh Kak Aisyah adalah bayi tanaman pakcoy. Setelah dua bulan bayi tanaman dipindahkan untuk ditanam dikebun. Wah pengetahuan baru nih untuk anak-anak, saya juga baru tahu nih hehe.

Setelah melihat bayi tanaman, lalu anak-anak diajak jadi Pa Tani hehe. Cangkul...cangkul...cangkul yang dalam! Yups, anak-anak diajak mencangkul. Seru sekali melihat ekspresi anak-anak lugu ini ketika mencangkul. “Wah, Azka mah bisa sampe dalem ini nyangkulnya,” ucap Azka. Ayo cangkul yang dalam anak-anak, hehe. Ehh tapi sayang sekali ada Noni yang belum mau melakukan kegiatan mencangkul. Hmm kenapa ya?

Keseruan pun berlanjut, kak Aisyah mengajak kami untuk menabur benih. Anak-anak dipantik pengetahuannya tentang benih tanaman. Setelah menabur benih tak lupa Kak Aisyah mengajak anak-anak untuk berdoa. Mendoakan benih yang tadi di tabur semoga tumbuh menjadi tanaman yang subur. Keren nih Kak Aisyah, hehe. Setelah menabur benih kami pun diajak berkeliling melihat tanaman lainnya.
Ini dia kegiatan yang paling seru, memanen wortel. Bukan hanya anak-anaknya saja yang antusis, tapi ibu gurunya juga nih. Wortel yang dipanen ternyata boleh di bawa pulang. Wah asyik, buat oleh oleh-oleh Emak dirumah hehe. Kak Aisyah menjelaskan terlebih dahulu anatomi tanaman wortel. Mulai dari daun, batang, wortel. Ia pun menjelaskan ciri-ciri wortel yang sudah siap untuk dipanen. anak-anak mulai merabut wortel. ada yang antusis sekali tapi ada juga yang belum mau memanen nih, “kotor ahh bu guru,” ucap salah satu anak. Tatkala anak-anak sedang berusaha untuk merabut wortel, ada salah satu anak yang sudah panen banyak wortel nih haha. “Bu lihat, aku panen wortelnya banyak,” ucap Iyo pada saya. Kedua tangannya sibuk dan tampak berat membawa setumpuk tanaman wortel yang hampir menutupi wajahnya. “Wah, banyak sekali Yo,” jawabku. Iyo ini cekatan sekali ya haha. Gak mau kalah dong sama Iyo, saya juga sibuk merabut wortel untuk dibawa pulang. Tak peduli tangan kotor penuh tanah, anak-anak terlihat gembira sekali. Wortel yang telah dipanen kemudian dimasukan ke dalam kantung plastik untuk dibawa pulang. “Ye, ini wortel yang aku panen mau dibawa pulang,” ucap Rayhan. Dan disini lah “kepaciwehan” pertama dimulai. Memasukan wortel-wortel yang dipanen anak-anak ke dalam plastik. “Bu guru wortel aku mana?” “Bu guru, wortel aku belum dimasukin.” “Bu guru aku mau pipis dulu.” Oke..sabar..sabar..sabar anak-anak. Bu guru layani satu-satu.



“Anak-anak masih cape gak?” Tanya bu guru. Jawabannya ada yang bilang cape, ada yang bilang engga hehe. Setelah berkebun anak-anak lalu diajak untuk memberi makan hewan ternak yang ada di disana. Ada kambing, sapi dan kelinci. Setelah mencuci tangan yang kotor bekas memanen wortel kami pun berjalan menuju kandang kambing. “Ihh bau,” rajuk anak-anak sambil menutup hidung mereka. Meskipun merasa bau pada akhirnya mereka mau dan ketagihan untuk memberi makan hewan ternak yang ada disana. Ada yang tadinya takut jadi berani, ada yang tadinya tidak mau ikut memberi makan akhirnya memberi makan juga.


Lelah juga ternyata melakukan banyak kegiatan. Akhirnya kami pun beristirahat terlebih dahulu untuk snack time. Nah, “keriwehan” ibu guru dimulai kembali untuk mengurusi anak-anak makan. Disana ada sebuah saung yang dapat dipakai untuk beristirahat. Sayangnya, saung itu terlalu kecil untuk ditempati anak-anak yang berjumlah 24 orang ditambah tas dan bungkus-bungkus wortel yang tadi dipanen. Aku dan rekan-rekan pun sibuk menata tempat agar anak-anak dapat semua kebagian duduk. “bu guru aku sempit,” “Bu guru tas aku mana? Mau ambil minum!” “Bu guru tas aku!” “Bu guru, potongin!” “Bu guru bukain!” Hehe bisa dibayangkan betapa “paciwehnya” tapi seru juga sih. “Bu guru aku mau pipis.” “aku juga bu guru.” “aku mau pipis juga.” Baru juga mau mau ke sau anak, anak lain sudah berteriak kembali, anak dua tak kalah memanggil, anak tiga, dan  seterusnya hehe. Meskipun ada guru yang magang dan ikut membantu tetapi mengurusi anak dan jumlahnya banyak itu memang luar biasa sekali ya. Alhamdulillah meskipun “paciweh gombreng” semua dapat terhendle dengan baik. Tepuk tangan dong untuk ibu guru-ibu guru TK ini hehe.

Keseruan dimulai kembali. Anak-anak diajak untuk menangkap anak kelinci, dan lebih seru lagi kelincinya boleh dibawa pulang. “Yess!!” kata salah satu anak. Anak-anak lain tak kalah ceria. Mereka berlomba untuk menangkap kelinci, setelah kelincinya tertangkap lalu dimasukan ke dalam tempat yang yang terbuat dari bahan karung. “Kekey kenapa nangis?” Tanya saya. “Itu kelincinya gak mauaku tangkap.” Saya gak bisa nahan ketawa dengar jawaban Kekey. “Ya udah bu guru bantu ya.” Setelah kelincinya tertangkap air mata di wajahnya seketika berubah jadi senyum. “Bu, Dinda udah kasih nama kelincinya. Namanya ndut.” Begitu pun dengan anak lainnya, sibuk bercerita pada bu guru. Mereka senang sekali dapat kelinci.


Pukul 12.00 WIB dan langit terlihat sudah mendung. Tak butuh waktu lama, awan pun mengeluarkan air yang dikandungnya. “Bu guruuuu hujan.” Teriak salah satu anak. Ada Rayhan yang sibuk sekali mencari tasnya, lalu setelah ketemu ia keluarkan jas hujan lantas meminta bu guru untuk memakaikan jas hujan. Hujan turun deras dan saung yang kami tempati bocor. Ibu guru sibuk memakaikan jas hujan pada anak-anak. Beruntung sekali kelas kami telah selesai menangkap kelinci jadi hanya tinggal menunggu saja di saung. Terlihat ibu-ibu kelas lain sibuk memayungi anak-anaknya untuk menuju ke tempat menangkap kelinci. Jarak dari saung ke tempat itu lumayan agak jauh.

Karena ini sudah waktunya makan siang, mau tak mau dengan keadaan hujan lebat dan saungnya bocor akhirnya anak-anak pun diajak makan siang. Beruntung ada salah satu saung yang kosong, anak-anak pun dibagi dua. Kami pun makan siang ditengah-tengah gemuruh hujan. Alhamdulillah hujan mulai reda dan kegiatan ditutup dengan berkuda. Wah anak-anak senang sekali diajak berkuda. Ada yang awalnya takut tapi ada jugayang belum berani. Ditemani hujan rintik-rintik dengan memakai jas hujan, merekapun bergiliran berkuda. Terlihat raut keceriaan dari mereka.

“Kepaciwehan” dimulai kembali tatkala kami akan pulang. Kami pun para ibu guru sibuk mengangkut kantung-kantung plastik yang berisi wortel, membereskan saung bekas makan siang, membuka satu persatu jas hujan anak-anak dan yang pastinya mengantar anak yang ingin pipis hehe.

Akhirnya kami pun telah berada di dalam bus, duduk di kursi masing-masing. Anak-anak ini tidak terlihat lelah sama sekali. Sibuk becerita dan tertawa bersama teman-temannya. Kami pun meninggalkan tempat yang sudah memberikan banyak sekali pengetahuan. Tak lupa dadah-dadah dulu sama kakak-kakak pemandu yang mengantar kepergian kami di pinggir gerbang masuk. Terimakasih banyak Kakak-kakak.

Bus pun melaju, ditengah perjalanan ternyata anak-anak banyak yang tidur juga. Mungkin cape karena kelelahan hehe. Semoga saja tidak hujan, karena kalau hujan “paciweh gombreng” lagi memakaikan jas hujan ke anak-anak. Belum lagi berjalan agak lumayan jauh dari jalan raya ke sekolah hehe. Itu saja cerita outing hari ini. Sangat seru sekali.


Komentar

  1. Ih Seru ya jalan - jalannya ,,
    btw, paciweh gobreng tuh artinya apa Teh ? wkwkwkwkwk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu bahasa Sunda. Semacam sibuk ngurus ini dan itu hehe. Itu bahasa "alay" aja haha

      Hapus
    2. Iya itu bahasa Sunda. Semacam sibuk ngurus ini dan itu hehe. Itu bahasa "alay" aja haha

      Hapus

Posting Komentar

Popular Posts