Be a Strong Women: Belajar Bersyukur dari Kehidupan Orang Lain

Aku bukan penyimak yang baik. ketika seseorang sedang berbicara, apa yang telah terucap dari mulutnya tak dapat ku cerna dengan maksimal. Aku akan dengan sangat mudah lupa tentang apa yang telah mereka bicarakan. Tetapi ada beberapa ucapan, yang bahkan mungkin bukan hanya dapat ku cerna, tetapi ucapan itu mengendap dalam hati dan terniang di telinga. Hingga kapan pun aku ingin mendengarnya kembali, cukup ku putar di ingatan karena itu sudah terekam jelas dalam otakku.

Seseorang pernah berkata, “Kamu tidak berhak menjustifikasi sifat seseorang seperti yang ada di benakmu jika kamu belum pernah menghabiskan waktu yang banyak dengannya.” Aku setuju dengan hal itu. kamu akan mendapati seseorang yang menurutmu ia berwajah keras tetapi ketika kau lebih akrab dengannya, ia seseorang yang berhati lembut. Ya begitu pun sebaliknya.

Aku sering di ambang gelisah. Di rundung kesedihan yang teramat dalam. Seolah keberuntungan enggan untuk berpihak. Aku terlalu percaya diri dengan mengatakkan bahwa kesedihan hanya milikku. Serasa gersang ketika melihat orang lain tertawa dengan riang. Kenapa aku tak dapat seperti itu. Ternyata aku salah besar. Aku mendapati diriku yang miskin sekali untuk bersyukur. Terlalu sering menengadah untuk menerawang keindahan yang menyilaukan, hingga lupa untuk merunduk jika kesengsaraan pun ada dimiliki mereka.

Terlahir dengan jenis kelamin perempuan. Aku tak akan menggugat takdirku. Kadang aku merasa menjadi perempuan yang kurang beruntung ketika berulang kali aku gagal dalam menemukan tempat untuk bersandar. Sering aku terperangkap dalam kecemasan cinta, ketika lama waktu hidupku di bumi semakin berkurang, sedang Adam ditunggu tak kunjung tiba.

Aku salah besar, dan Tuhan selalu menunjukkan kekuasaannya. Ketika manusia berprasangka buruk, ia tunjukkan kasih sayangNya. Ada seorang perawan yang mungkin telah habis di makan usia, ia masih sedang menamba dalam kesabarannya menemukan cinta. Ada pula seorang wanita lain, yang banyak cemooh dari mereka yang senang bergunjing. Bahwa dia wanita muda yang sudah menjanda.

Wanita-wanita itu banyak bercerita dengan berurai air mata. Siapa yang tak ingin bahagia. Apakah hidup yang dimilikinya atas kehendak sendiri? Tidak! Semua atas kuasaNya. Apakah kadang sedih menyapa? Ya, tentu saja. Mereka hanya manusia biasa.

Aku bukan penyimak yang baik, tapi ceritamu akan menjadi pelajaran yang akan selalu aku bawa dalam hidupku. Aku tidak begitu ingat dengan ceritamu, tetapi makna yang tersirat dari air wajahmu akan selalu menjadi penyemangat bahwa kesedihan tak akan berarti apa-apa sepanjang senyum selalu melekuk indah dari bibirmu.

Kamu wanita kuat, wanita hebat! Semoga Allah selalu mencurahkan kebahagian di hidupmu. 

Komentar

Popular Posts